Tuesday, April 19, 2011

Pentingnya berdoa sebelum berkendaraan

Beberapa hari terakhir ini saya begitu ingin menulis sesuatu tentang berdoa sebelum berkendaraan, berkenaan dengan sebuah peristiwa yang terjadi pada saat saya pulang kerja di suatu malam. Waktu itu seperti biasanya kalau pulang kerja jam 7 PM akan sampai ditempat parkiran motor jam 8.30 PM, tak lupa memulai ritual yaitu menelepon kerumah dulu sebelum jalan, menanyakan apakah anak saya yang masih satu2nya sudah tidur atau belum. Dan ternyata dia belum tidur, bingo, berarti ada kesempatan ketemu dia dan bermain bersama sesaat sebelum dia tidur, akhirnya langsung tancap gas, dan terjadilah peristiwa itu, sebuah kecelakaan, yang membahayakan nyawa orang lain, walaupun tidak ada yang terluka dalam kejadia itu, tetapi langsung menyadarkan saya akan pentingnya sesuatu, yaitu "Berdoa Sebelum Berkendaraan".

Sebelumnya flash back dulu, selama hidup di Jakarta dalam 5 tahun, belum sekalipun saya mengalami kecelakaan, Alhamdulillah, (jadi yg tertarik untuk beli motor saya tidak bakal menyesal, masih lurus uy) heheh promo nih. Berbeda sekali dengan waktu saya kuliah (5 tahun juga) dalam masa itu banyak sekali saya mengalami kecelakaan di jalan, baik itu "Solo accident" maupun "Interactive accident".
Masih segar dalam ingatan saya kecelakaan pertama yang saya alami terjadi di jalanan antara Waduk Selorejo dan daerah Kandangan, di jalanan yang berliku-liku di lereng pegunungan, jalanan sempit dengan jurang di sisinya, ketika itu saya gagal mengeksekusi tikungan "Double U Turn" yang radiusnya sangat pendek sekali, belakangan saya tahu kalau melewati tikungan itu harus sangat rebah, banting kiri sedikit lalu langsung banting kanan, sangat menyenangkan kebut-kebutan disini, setiap belok mesti rebahan or else bakal nyelonong, waktu itu saya gagal menikung ke kanan, lalu keluar track dan jatuh di bawah tebing, syukurlah tidak jatuh ke sisi lain, karena kalau jatuh di sisi lain artinya masuk jurang, dan untungnya waktu itu lagi sepi, jadi tidak ada orang yang menertawakan, jatuh sendiri, bangun sendiri, walaupun sempat kesulitan karena ketindih motor.
Kecelakaan paling parah adalah waktu menabrak seorang gadis, sepulang dari Surabaya karena pengen sekali segera mencoba micro transmitter yang baru saya beli dari Surabaya untuk tugas akhir, tabrakan frontal yang mengakibatkan kaki gadis itu retak-retak tulang kakinya di beberapa lokasi, sampai harus masuk beberapa rumah sakit. Dengan biaya pengobatan yang harus saya tanggung sendiri waktu itu, karena tidak berani memberi tahu orang tua kalau saya mencelakakan orang lain.

Kembali tentang insiden malam itu, selama ini saya meyakini satu hal berdasarkan dari beberapa testimoni beberapa orang dan beberapa nasehat guru saya, kita akan terhindar dari musibah bisa dikarenakan oleh beberapa hal :


1. Orang yang bersedekah, tidak akan mendapat bala' atau musibah pada hari itu, pada beberapa buku dikisahkan ada seekor burung mengadu kepada Allah karena seorang pemburu selalu mengambil anaknya, sampai suatu hari Allah berjanji akan menghukum pemburu itu dengan mencabut nyawanya, tetapi apa yang terjadi lagi-lagi pemburu itu selamat setelah melakukan aksinya mengambil anak si burung. Akhirnya burung itu protes kepada Allah, jawab Allah pemuda itu selamat karena sebelum mengambil anak burung itu, dia bersedekah dengan memberikan bekalnya kepada orang yang minta makanan di jalan.
Jadi kesimpulannya orang yang bersedekah akan selamat dari mara bahaya pada hari itu.


2. Orang yang mengerjakan Shalat Dhuha juga akan selamat, mengapa ? karena Shalat Dhuha seperti sedekah.
“Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar ma’ruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 1704)
Kesimpulannya orang yang mengerjakan Shalat Dhuha juga akan selamat dari mara bahaya.


3. Berdzikir, mengingat Allah bisa menyelamatkan kita. Seorang tukang ojek pernah bercerita kepada seseorang, "saya tidak pernah mengalami kecelakaan dijalan, karena saya selalu ingat pada Allah dengan berdzikir, saya yakin Allah akan mengawasi saya, kalau Allah mengawasi saya, bagaimana mungkin saya akan celaka ?"


4. Berdoa sebelum naik kendaraan adalah yang paling penting, seorang guru saya dulu menasehati, bacalah doa sebelum berkendaraan supaya kamu selamat, doa pertama, bacalah "Bismillahi tawakkaltu alallah, laa haula walaa quwwata illa billah"
“Jika seseorang keluar rumah, lalu dia mengucapkan “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah” (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu: “Engkau akan diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga”. Setan pun akan menyingkir darinya. Setan yang lain akan mengatakan: “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan?!” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Doa kedua adalah yang tercantu dalam Surat Hud 41.
"Bismillahi majreehaa wa mursaahaa" artinya "Dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuh" ini adalah doa Nabi Nuh ketika akan masuk kapalnya.
Sedikit diperhatikan, walaupun dalam ayat tersebut tertulis "majrohaa" karena pakai huruf ro + fathah, tetapi dibaca "majreehaa", jadi ini satu-satunya huruf e dalam vokal Arab (CMIW).

Kedua doa itu selalu saya baca ketika akan berkendaraan, sampai kecelakaan pada malam itu mengingatkan saya, ternyata saya telah lalai tidak membacanya karena terlalu senangnya akan bertemu anak sepulang kerja.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua.

Cikarang, 6 August 2010,
Mbah Jerangkong

No comments:

Post a Comment