Tuesday, April 19, 2011

KKM 1999, how beautiful life is

KKM, Kemah Kerja Mahasiswa, adalah subprogram dari program pembinaan mahasiswa baru, anehnya dikampusku ini ada nilai sks nya, yaitu 1/4 sks. Dari awal aku selalu tidak setuju dengan segala macam program yg berkedok penerimaan mahasiswa baru, karena selalu ada kekerasan dan penindasan kepada mahasiswa baru, bentuk protesku ini kumulai dengan datang dengan rambut gondrong sepunggung waktu ospek dan baju panjang yg kugulung sampai diatas siku. Reaksi senior sudah bisa ditebak, dengan sok jago mereka mengerubutiku, mengata-ngatai, memaki-maki, tapi tak satupun yg berani menyentuhku (hahahaha aku tertawa dalam hati, ternyata mereka beraninya berkoar doang), rambutku menjadi masalah dan aku dianggap menantang mereka, dan aku harus potong rambut saat itu juga, tapi aku menolak, aku hanya bilang besok saja potong rambutnya, mereka setuju (aneh, waktu itu tampangku memang seperti berandalan, mungkin mereka segan juga). Tiba-tiba keributan berpindah, seorang temanku ditendang senior, kemudian mereka menantang-nantang temanku tersebut "Ayo pulang sono klo berani !" diluar dugaan temanku tersebut pulang beneran, enak bener bisa bebas dari penyiksaan selanjutnya pada hari itu. hmmmmm kembali ke topik KKM....

Kegiatan ini resminya hanya 1 minggu, tetapi pada praktiknya bisa 2 bulan lebih untuk orang2 tertentu, karena beberapa orang harus mengerjakan beberapa persiapan dilokasi KKM nanti. Hari demi hari berlalu akhirnya tiba saat hari keberangkatan, dengan kaos yg seragam, berangkatlah kami bersama2, kalau tidak salah waktu itu ada 7 truk besar mengangkut kami.
Melewati jalan2 kampung yang berdebu, naik turun bukit akhirnya sampailah kami di sebuah lapangan di samping desa terpencil. para senior dengan sok galak segera berteriak2 membariskan kami dan memberi pengarahan, pada saat itu baru kuketahui, lokasi KKM masih 10 km dari situ dan akan ditempuh dengan berjalan kaki, what a shocking news, ransel2 besar kami dikumpulkan jadi satu untuk diangkut dengan truk kecil ke posisi sedekat mungkin dengan lokasi KKM kami. hanya air dan sedikit makanan yg diijinkan untuk dibawa.
Abis sholat Dhuhur, berangkatlah kami merangkak naik ke perbukitan, orang-orang senang sekali melihat pemandangan pegunungan nan hijau dan sejuk, canda tawa terdengar gaduh. Perlahan matahari mulai tergelincir, dan kami masih berjalan juga, persediaan air sudah mulai habis, makanan tidak ada sama sekali, saat itu baru terasa beratnya perjalanan ini. Segera kuluruskan niatku bahwa ini kulakukan untuk membantu orang lain, bukan untuk panitia ospek huhh...
Menjelang maghrib sampailah kami di desa itu diiringi hujan deras, sebuah desa kecil yang terkurung pegunungan di lembah yg hijau. Pertama kali melihat rumah2 penduduk, semua rata2 sama modelnya, dari kayu dan sudah reyot, tidak nampak penerangan listrik, mmmm betapa sepinya kalau malam tiba dan pasti gelap.
Aku dan beberapa teman segera mampir di sebuah musholla, melepas lelah dan beristirahat sejenak, kami sudah memutuskan untuk tidur ditempat ini malam ini, sampai datang seorang panitia mengatakan kami harus mendaki ke areal perkemahan di lereng bukit. Buat yang sering mendaki gunung pasti tau kenapa berkemah dilereng bukit yang miring, bukan di puncak buki yang tanahnya datar dan lapang. Hal ini untuk menghindari angin kencang yang bisa menerbangkan tenda2 apabila kami mendirikannya dipuncak bukit.
Kami segera bersiap untuk berangkat, tapi kami baru menyadari, diluar gelap gulita, melihat tangan sendiri saja tidak bisa, ditambah hujan yang masih lebat mengguyur kami, haus dan lapar masih menyerang kami karena sedari pagi baru makan sekali.
Perjalanan mendaki kali ini sulit sekali, jalanan becek, licin dan jalanan tidak terlihat sama sekali, hanya ada 1 senter di bawa seorang panitia, satu2nya alat navigasi adalah telinga kami yg mendengar panitia yg membawa senter itu berteriak-teriak, mulailah kami berjatuhan, terpeleset, jatuh kebawah, masuk lobang, jatuh ke tebing, dll, akhirnya dengan susah payah kami sampai dipinggir sungai, dan kami harus melintasinya !!
Kami ber-7 dan akulah yg pertama masuk ke sungai, ga dalem ternyata hehe, tapi batunya gwede-gwede banget dan licin pastinya. Kami bergandengan tangan untuk mencegah rombongan ada yg terpisah, dan dengan susah payah akhirnya berhasil pula kami menyeberangi sungai itu. Alhamdulillah...
Tantangan masih terus berlanjut, perjalanan masih jauh, merambat sedikit2 akhirnya sampailah kami di kaki bukit dimana di lereng atasnya kita AKAN mendirikan tenda, rasanya berat sekali membawa badan sendiri untuk mendaki lagi, sampai tiba2 kudengar seorang berkata "Hey kamu, bawa karung beras ini keatas ya !" waduh...berjalan aja dah mo pingsan ini harus memikul beras, walaupun cuma 25 kilo, tapi pada saat ini 25 kilo seperti 1 kwintal aja. Laa haula walaa quwwata illa billah ya udah kuangkat saja pelan-pelan, sedikit-sedikit akhirnya sampai juga dipuncak, dan segera kubawa ke dapur panitia.
Masalah timbul, aku baru menyadari kalau telah terpisah dari teman-teman kelompokku, di puncak bukit itu suasana benar2 kacau, hujan masih turun, orang-orang berlalu-lalang tidak jelas, akhirnya setelah bertanya kesana-kemari aku berhasil menemukan kelompkku, Alhamdulillah.... ternyata mereka sedang mendirikan kemah di lereng utara bukit itu, mereka sedang mencangkul tanah lereng untuk dibuat datar, supaya kami bisa mendirikan tenda diatasnya. Setelah beberapa lama kami berhasil mendirikan 2 tenda kami, dan karena hujan masih turun, malam itu kami tidur diatas tanah becek, benar-benar seperti kerbau yang tidur di kubangan.

Monday, July 28, 2008
Mbah Jerangkong

No comments:

Post a Comment